Dalam setiap struktur bangunan bertingkat
diperlukan adanya balok dan kolom. Eleme-nelemen
tersebut dibutuhkan untuk memikul beban-beban yang terjadi pada struktur
bangunan. Beban-beban yang terjadi dapat
berupa beban mati, hidup, angin dan gempa. Di
setiap lantainya beban dipikul oleh balok tetapi
untuk menyalurkan beban yang diterima balok
disetiap lantai diperlukan kolom yang dapat
menyalurkan beban-beban tersebut ke dalam
pondasi. Sehingga kolom mengalami beban
aksial yang jauh lebih besar daripada balok.
Pada perencanaan balok di setiap lantai
adalah sama tetapi metode tersebut tidak dapat
diterapkan terhadap kolom. Kolom disetiap
lantai menerima beban yang berbeda-beda
dikarenakan akumulasi beban pada lantai
sebelumnya. Maka pada perencanaan kolom,
pada lantai bawah mengalami dimensi dan
penulangan yang lebih daripada kolom
diatasnya.
Dikarenakan beban aksial yang terjadi
maka kolom mengalami keruntuhan tekan.
Perlu diketahui keruntuhan tekan tidak
memberikan peringatan visual yang cukup jelas
seperti yang tejadi pada balok. Keruntuhan
kolom struktural sangat perlu diperhatikan
karena berhubungan dengan segi ekonomis dan
korban jiwa. Oleh karena itu diperlukan adanya
kekuatan cadangan tambahan lebih besar
daripada balok.
Prinsip-prinsip kompatibilitas tegangan dan
regangan kolom tidak jauh berbeda dengan
balok tetapi perlu ditekankan bahwa pada
kolom terdapat penambahan faktor tekan tidak
hanya momen lentur. Maka perlu dilakukan
penyesuaian persamaan balok untuk kolom
yang mengalami kombinasi beban aksial dan
lentur.
Perencanaan kolom yang daktail diperlukan
adanya tulangan. Tulangan pada kolom yang
mendominasi adalah tulangan tekan karena
perilaku kegagalan tekan dalam kasus-kasus
dengan rasio antara beban aksial dengan
momen lentur yang besar tidak dapat dihindari.
Proses kegagalan yang terjadi pada kolom
akibat adanya beban yang tidak mampu dipikul
oleh kolom adalah terjadi retak-retak
disepanjang permukaan kolom. Jika beban
diperbesar maka akan terjadi spalling, yang bisa
disebut juga pengelupasan selimut beton diluar
sengkang. Pada keadaan yang lebih ekstrim
maka kolom akan tertekuk atau mengalami
local buckling pada tulangan memanjang.
Prinsip-prinsip yang mendasari perhitungan kekuatan kolom adalah sebagai berikut:
- Distribusi regangan linier terjadi sepanjang ketebalan kolom.
- Tidak ada gelincir antara beton dan baja (yaitu, regangan dalam baja dan beton yang berhubungan adalah ama).
- Regangan beton diperbolehkan maksimum pada saat kegagalan untuk tujuan perhitungan-perhitungan kekuatan.
- Tahanan tarik beton dapat diabaikan dan tidak diperhitungkan didalam perhitungan.
0 komentar:
Posting Komentar